e-Link 5: Nasihat Bijak Dari Untaian Do'a

Saat kumohon pada Allah kekuatan, Allah menberiku kesulitan agar aku kuat. Saat kumohon pada Allah sikap bijak, Allah memberiku masalah untuk kupecahkan.
Saat kumohon pada Allah kemakmuran, Allah memberiku akal untuk berfikir. Saat kumohon pada Allah keberanian, Allah memberiku kondisi bahaya untuk kuatasi.
Saat kumohon pada Allah sekeping cinta, Allah memberiku orang-orang yang kesulitan untuk kutolong. Saat kumohon pada Allah bantuan, Allah memberiku kesempatan.
Aku tak pernah mendapatkan apa yang kuminta, tapi aku mendapatkan segala yang aku butuhkan. Do’aku terkabul sudah...(al-Imam Ali Bin Abi Thalib Karamallah Wajhah)

Perjalanan Pertama

Kenali dirimu . . . Kalau kau pahami dirimu sendiri Kau akan memisahkan yang Kotor dari yang Suci. Pertama . . . Akrablah dengan dirimu Kemudian. . . jadilah pembimbing seluruh lingkunganmu ! Kalau kau kenal dirimu . . . Kau akan mengetahui segalanya. Kalau kau pahami dirimu . . . Kau akan terlepas dari bencana! Kau tak tahu nilaimu sendiri Sebab kau tetap begini. Akan kau lihat Tuhan Kalau kau lihat dirimu sendiri. Langit yang tujuh dan bintang yang tujuh adalah budakmu! Namun kasihan . . . Kau tetap membudak pada ragamu!? Jangan pusingkan kenikmatan hewani Kalau Kau jadi pencari berkah surgawi. Jadilah manusia sejati…Tinggalkan tidur dan pesta ria! Tempuhlah perjalanan batin seperti pertapa. Apa pula tidur dan makan – makan ! Itulah urusan binatang buas. Dengan ilmu jiwamu bertunas, Jagalah sekarang juga . . Sudah berapa lama kau tidur . . . ? Pandanglah dirimu sendiri…Kau sesungguhnya luhur Renungkan . . . coba fikirkan . . . darimana kau datang ! Dan . . . kenapa . . . kau dalam penjara ini sekarang ? Jadilah penentang berhala bagai Ibrahim yang pemberani! Ada maksud . . . kau dicipta serupa ini Sungguh malu kalau kau telantarkan maksud Penciptamu itu...! Tamansari - Paris Van Java Pk 00.15 , Senin 21 september 1998 (Dinukil dari Harian Pikiran Rakyat, Bandung oleh Nasri C. Husron) “ WUJUDKAN “ , BUNG . . . !

Perjalanan Kedua

“Urip Sejatining Urip Kang Gawe Urip”. Urip Sejatining Urip terdiri dari Tiga Unsur, Unsur Pertama...Sumber Hidup, unsur keDua yaitu Kehidupan dan Unsur yang menjadi Penyebabnya ialah Sang Hidup.

Wahai saudaraku dari swarna bumi… Seorang pemimin sejati adalah seorang yang bisa memimpin dirinya terlebih dahulu. Bisa ngerti sak durunge winarah dan tanggap ing sasmita, nglurug tanpo bolo, menang tanpo ngasorake, dhigdaya tanpo ajimat, sugih tanpo bondho..... Mati sajroning urip, urip sajroning mati, Urip sejatining urip.....Kang Gawe Urip. Mbaudhendha anyokrowati, mangasah mingising budi, memasuh melaning bumi, memayu hayuning bawono.... Usat punjering jagad… dimana di dalamnya terdapat pusat ruh sebagai Khalifatullah...

Masalahnya adalah, bisa tidaknya kita dapat mendengarkan suara ruh (khotir), karena ruh harus berbenturan dengan nafsu yang ada dalam diri kita ... Suara ruh adalah hati sirri. Ia adalah raja, akal adalah panglima perang / perdana menteri, nafsu adalah anasir yang senantiasa mempengaruhi sang panglima untuk menentang raja... Dia senantiasa mencari bentuk "stealth" untuk mengelabui sang akal, salah satu bentuk yang dia pakai adalah persepsi... Persepsi inilah yang harus di basuh dengan zero mind proses..

Kalau metodologi kejawen, salah satu cara adalah dengan patirasa, topobroto. Dalam tarekat terdapat metodologi dzikirullah khowasul khowas. Dzikir Ismu dzat untuk zero mind proses dan dzikir Zahar untuk aplikasi alam syahadah. Paradigma dalam metode-metode "TQN" sudah saya bandingkan dengan metodologi Budha, Tao dan Zen. Pada dataran permukaan jelas berbeda, pada dataran menengah ada kemiripan dan pada tingkatan tertinggi jelas bedanya. Islam sangatlah sempurna, baik pada dataran esoteris – “Jagad Gumulung Hakikat Ma'rifat” maupun pada dataran esoteris “Jagad Gumelar Syari'at Tarekat”. Jadi kalau ingin belajar kehidupan secara utuh pelajarilah semua falsafah, Islam, nusantara, lokal, cina, barat. Maka semua akan menujuNya… (disarikan dari seorang Sahabat di penghujung 2005 dialah Ir. Muhammad Arif Darmawan., MT dari Godean Yogyakarta dan di sempurnakan oleh Kang Mas Joko Mahesa)

Wejangan Kanjeng SUNAN KALIJAGA

Para Putra-Putriku Yang Arif dan Bijaksana..!

Kalian semua sudah mendapat petunjuk dan sudah dibawa ke alam: Pasrah, Islam, Nirwana, Kesucian atau Kerajaan Allah yang benar-benar sesuai dengan ayat dibawah ini :

QS. Al-Baqaarah ayat 58

Masuklah ke negri ini, maka santaplah dengan sesukamu dan masukilah pintunya dengan sujud dan mengucapkan : “Ringankanlah beban hamba yang berat”. Niscaya Aku ampuni kesalahanmu dan akan Aku tambah pahala pada orang yang berbakti.

Didalam Negri tersebut atau di alam : Nirwana, Addin, Islam, Suwung/Kekosongan, Kerajaan Allah/Kesucian, telah dibuka pintunya untuk kamu semua para kaum Ma’rifat. Sekarang engkau telah berpuasa khusus bin khusus atau puasa total.

Apabila kalian sedang berada di Negri tersebut, disitu sukmamu harus tentram/tenang dan jangan memperdulikan semua daya dari luar selain dari ketenangan dan ketentraman yang tengah engkau rasakan.

Arahkan pandanganmu pada wujud yang tidak dapat disamakan dengan apa yang ada di dunia ini(Mukhalafah lil hawaadiths). Pandanglah dengan lurus dan lihatlah terus, jangan sampai terpengaruh dengan wujud lain dari luar yang seumpamanya kelihatan melebihi dari itu, karena sesungguhnya hal itu ada kepalsuan. Kepalsuan dunia yang hadir sementara. Sedangkan WUJUD yang engkau saksikan itu abadi.

Melaksanakan laku tersebut tidaklah begitu sulit. Itulah yang dinamakan dengan laku semedi yang benar, yang Agung dan seutuhnya, yang didalam kesusastraan Arab sering disebut dengan “Mi’raaj”. Sebutan lain adalah Inwijding, Initiation, Diksa atau Mahabarata.

“Siapa yang sering berada didalam Alam seperti tersebut diatas, akan mendapat kemajuan phisik dan mental didalam kehidupannya. Pandangan yang benar tersebut akan menambah kesehatan dan menguatkan batin, ketenangan pikiran serta memperpanjang umurnya”.

Hal tersebut merupakan suatu laku untuk membuka pintunya Kerajaan Kesehatan dan kesenangan, yang juga akan mendapatkan kelanggengan serta kemajuan materil dan phsykis. Dia juga meliputi kemajuan berpikir.

Para putraku yang berwahyu sejati !

Walaupun kamu semua sudah mempunyai puncaknya ilmu ketuhanan yang luhur atau pamungkasnya ilmu, sudah sampai ketingkat kesempurnaan sikapmu hendaklah tetap sebagaimana biasanya. Ingatlah pesan-pesan berikut :

1.Didalam masyarakat hidup bersama dengan orang lain, kalian tidak perlu memamerkan diri, mempertontonkan kelebihanmu. Jangan seperti toko memamerkan dagangannya. Perilakumu hendaklah sesuai dengan lingkungan dimana kamu berada. Jangan berperilaku yang aneh-aneh, seperti orang- orang waras atau seperti badut. Janganlah bertingkah laku mencari popularitas, hal itu menjadikan kamu kehilangan waktu. Atau kamu menjadi sibuk tidak karuan. Kalian akan layak dan pantas disebut manusia sejati apabila tidak pernah bersengketa. Tidak menyakiti orang atau kelompok lainnya.

2.Hendaklah kalian selalu beramah tamah dengan siapa saja. Tetapi jangan sampai menyimpang dari norma- norma yang ada. Wajahmu hendaklah selalu cerah berseri-seri. Tingkah lakumu hendaklah ramah seperti air mengalir. Disini tidak berarti mau untuk dihina dan dibuat semena-mena.

3.Kalian dalam bergaul janganlah memilih milih yang cakap atau yang jelek, gagah atau buruk, berpangkat atau tidak, berdarah biru atau kuning. Semua itu bagi kamu sama saja. Kecuali terhadap mereka yang sudah sampai ketingkat sempurnaan. Tingkat Ma’rifat, kepada mereka tentu pembicaraan kamu dengannya akan terarah hanya kepada Allah.

4.Sedikit demi sedikit secara bertahap kamu hendaklah melihat falsafah hidup. Tentunya sesudah kamu melihat kehidupan yang kekal. Bahwa kehidupan di dunia ini tidaklah kekal. Falsafahmu hendaklah yang “Haq” dan yang sederhana. Jelas dan tidak rumit berbelit, wajar dan tidak menghayal. Tidak pula yang muluk-muluk dan berliku-liku. Seperti cara berpikir dan berbuat kejujuran dan keteraturan mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan alam dan kehidupan manusia.

5.Kalian semua harus benar-benar menginsyafi bahwa bila kalian mencintai dan memberi kasih sayang, yaitu dengan memberikan makan dan memberikan/mendermakan harta benda (beramal) kepada orang lain, kalian akan mendapat tambahan tenaga, dengan mendermakan sifat dirimu, maka kamu akan bertambah luhur dan berwibawa.

6.Dalam beramal, kalian harus memilih waktu yang tepat, dan dapat mengaturnya dengan cara yang bijaksana, seperti panglima perang yang gagah berani dan tidak sayang mengorbankan jiwanya sewaktu diperlukan.

7.Kalian harus mengasihani dan beramal/menolong orang yang kebetulan mendapat kesusahan dengan rasa cinta kasih/keikhlasan. Janganlah merasa was-was atau khawatir atau tidak ikhlas dalam beramal. Beramallah dengan bijaksana, karena dengan banyak beramal akan makin bertambah banyak rezeki yang datang kepada kalian, selain itu, buah dari amal tersebut dapat berupa kesenangan dan rasa kebahagiaan yang merupakan sifat dari kesejukan, Ketentraman, Nirwana atau Islam itu sendiri.

8.Tetapi apabila kalian sengaja memamerkan rasa belas-kasih/amal, agar dipuji orang, hal tersebut bukan perbuatan orang berbudi.

9.Bagi kalian yang sudah Ma’rifat, nanti kalian akan memiliki kehidupan yang mengandung filosophi yang luhur dan akan merasakan adanya keadilan dan kasih sayangnya Sang Pribadimu Yang Sejati, yang akan menuntun jalannya kehidupanmu di alam dunia ini. Dan kalian juga akan tahu hakekat berakhirnya perjalanan dunia ( mati ), yaitu suatu proses kejadian yang berulang-ulang/bolak-balik muncul didalam kehidupan manusia yang tidak ada akhirnya, merupakan makamnya dari gerbang kehidupan yang lebih sempurna dan lebih jelas dari yang sudah berulang-ulang sebelumnya yang dialami di dunia ini.

10.Selanjutnya kalian juga akan mengetahui bahwa sukma itu adalah Pribadimu sendiri yang menganggap badan jasmanimu seperti teman-temanmu yang harus melaksanakan semua perintah-perintahmu.

11.Bagi kalian, kelahiran dan kematian sebenarnya adalah suatu hal yang tidak ada bedanya/sama saja. Dilahirkan tidak terasa apa-apa, mati juga ya sama saja.

12.Sekarang atau nanti, makin lama kalian makin merasakan semua yang datang ke badanmu akan diterima dengan senang hati, begitu pula jika kalian merasa kehilangan apa saja, akan merasa ikhlas dan cepat melupakan.

13.Kalian semua akan lebih cinta kepada Allah patuh kepada NUR dan lebih cinta Alam Kesucian daripada kehidupan dunia. Oleh sebab itu, kalian lebih bebas dan terlepas dari belenggu pikiran dan prilaku yang menyesatkan. Wajahmu akan terlihat sederhana dan bersahaja, selalu berseri seperti orang yang selalu bahagia.

14.Banyak orang yang berpendapat bahwa manusia mempunyai Sukma, tetapi bagi kalian berdasarkan pengalaman dan membuktikan, ternyata manusia itu sebenarnya adalah Sukma yang mempunyai badan, malah banyak sekali badan untuk hidup didalam berbagai jaman dan berbagai alam.

15.Berdasarkan pengalamanmu, dengan keyakinanmu yang penuh, kalian akan mengatakan bahwa bagi kalian semua sudah tidak ada lagi yang dinamakan Neraka, dan tidak akan dilahirkan lagi menjadi manusia yang rendah derajatnya, atau jadi Jin, syaitan gentayangan, jadi hewan atau tumbuhan, atau tidak akan lahir lagi dengan penuh penderitaan. Kalian semua akan menerima kebahagiaan yang berlimpah-limpah.

16.Kalian semua sudah bertemu dengan wujudnya Sang Pribadimu dengan nyata, oleh sebab itu janganlah sampai kalian dipengaruhi oleh hal-hal yang menyesatkan dan jangan menyepelekan Sang Pribadimu. Jangan tergoda oleh rasa ragu/skeptis untuk melaksanakan tafakur/semedi yang lebih khusuk atau lebih luhur hingga mencapai puncaknya. Jangan tergoda dari sifat yang serakah dan berpikir buruk, serta jangan tergoda oleh kebodohan dan piciknya pikiran atau pikiran yang sesat, seperti mengadakan upacara-upacara selamatan yang merugikan orang lain (kecuali untuk memperkokoh kerukunan hidup bersama).

17.Kalian semua harus menyesuaikan diri dengan sifat kesempurnaan, yaitu : Tentram dan tenang. Singkirkan kesempitan pikiranmu sendiri yang tidak jelas tujuannya.

18.Kalian semua harus mempunyai keyakinan terhadap masalah yang ghaib dan jangan mudah menceritakan, membuka warna dan artinya pada setiap orang. Kalian semua harus paham bahwa semua mempunyai rahasia-rahasia yang tersimpan di dalam dirimu, dan rahasia-rahasia itu sudah harus bisa dijelaskan dengan keterangan-keterangan yang bersifat samar atau bersifat simbolis.

Supriyatna Mas Pri 18 November 2009

( Bersambung....!)

Pages

e-Link 5

Nasihat Bijak Dari Untaian Do'a

0 komentar:

Posting Komentar

One Stop Power

Blog Archive

Perjalanan Pertama

Perjalanan Kedua

Apakah ada Yang Bermanfaat?

Followers

Wejangan Kanjeng SUNAN KALIJAGA